Dalam kerangka kehidupan seorang muslim yang bertujuan meningkatkan kualitas ibadah, terdapat pembahasan mengenai tanda-tanda diterimanya amal oleh Allah Subhanahu wa Ta’ala. Pembahasan ini telah dibahas oleh ulama terdahulu dan didasarkan pada pemahaman klasik mengenai ketaatan serta keikhlasan.
Salah satu referensi yang sering dijadikan pedoman adalah yang terdapat di situs Saaid, yang menguraikan secara ringkas sepuluh tanda utama yang menunjukkan diterimanya amal. Adapun tanda-tanda tersebut adalah:
- Tidak kembali pada dosa setelah taat
(عدم الرجوع إلى الذنب بعد الطاعة) - Rasa takut karena khawatir amal tidak diterima
(الوجل من عدم قبول العمل) - Pertolongan untuk beramal sholeh yang berikutnya
(التوفيق إلى أعمال صالحة بعدها) - Merasa kecil terhadap amal dan tidak membanggakannya
(استصغار العمل وعدم العجب والغرور به) - Cinta kepada ketaatan dan benci terhadap kemaksiatan
(حب الطاعة وكره المعصية) - Harapan dan banyak doa
(الرجاء وكثرة الدعاء) - Dimudahkan untuk taat dan dijauhkan dari maksiat
(التيسير للطاعة والإبعاد عن المعصية) - Cinta kepada orang sholeh dan jijik terhadap ahli kemaksiatan
(حب الصالحين وبغض أهل المعاصي) - Banyak istighfar
(كثرة الاستغفار) - Konsistensi dalam melakukan amal sholeh
(المداومة على الأعمال الصالحة)
Penjabaran di bawah ini akan menguraikan secara mendalam pada tiap-tiap poinnya.
1. Tidak Mengulangi Dosa setelah Bertaubat
(عدم الرجوع إلى الذنب بعد الطاعة)
Tanda awal bahwa amal diterima adalah ketika seseorang tidak kembali mengulangi dosa yang telah disesali. Penolakan untuk kembali ke perbuatan yang dilarang mencerminkan kesungguhan hati dalam bertaubat. Dengan meninggalkan dosa, hati diperkirakan akan lebih siap menerima rahmat dan petunjuk dari Allah.
2. Rasa Takut Karena Khawatir Amal Tidak Diterima
(الوجل من عدم قبول العمل)
Rasa takut yang mendalam akan kemungkinan amal tidak diterima bukanlah bentuk pesimisme, melainkan cermin kepekaan spiritual. Keraguan ini mendorong hamba untuk terus menjaga kesucian niat dan memperbaiki setiap amal. Perasaan khawatir tersebut juga menghindarkan dari sikap puas diri atau riya, sehingga setiap ibadah dilakukan dengan penuh keikhlasan.
3. Pertolongan untuk Kembali Beramal Sholeh
(التوفيق إلى أعمال صالحة بعدها)
Salah satu manifestasi rahmat Allah adalah kemudahan dalam melakukan amal sholeh selanjutnya. Ketika amal yang telah dilakukan diterima, maka Allah memberikan petunjuk serta kemudahan untuk terus memperbanyak kebaikan. Hal ini terlihat dari kecenderungan hati untuk memperbaharui tekad dalam ibadah, seperti menambah jumlah rakaat shalat sunnah atau memperbanyak sedekah setelah menjalankan satu ibadah.
4. Merasa Kecil terhadap Amal yang Dilakukan
(استصغار العمل وعدم العجب والغرور به)
Orang yang amal ibadahnya diterima biasanya menunjukkan sikap rendah hati terhadap amal yang telah dilakukannya. Rasa kecil hati ini bukan berarti meremehkan amal, melainkan pengakuan bahwa setiap amal adalah anugerah dan bukan hasil semata dari usaha manusia. Sikap demikian menghindarkan dari kesombongan dan menunjukkan bahwa seseorang senantiasa menyadari kekurangan diri.
5. Cinta kepada Ketaatan dan Benci terhadap Kemaksiatan
(حب الطاعة وكره المعصية)
Ketika hati mulai mencintai perbuatan taat dan merasa tidak nyaman atas kemaksiatan, hal itu merupakan indikasi kuat bahwa ruh ketaatan mulai tumbuh. Perasaan ini tidak hanya terbatas pada pelaksanaan ritual ibadah, namun juga tercermin dalam kehidupan sehari-hari. Kecintaan terhadap perintah Allah dan kebencian terhadap larangan-Nya adalah tanda bahwa iman telah mendarah daging.
6. Kesadaran untuk Berharap dan Perbanyak Doa
(الرجاء وكثرة الدعاء)
Doa merupakan jembatan yang menghubungkan hamba dengan Penciptanya. Hamba yang amalnya diterima cenderung tidak pernah berhenti berdoa, selalu berharap agar setiap amal mendapatkan ridha dan keselamatan. Harapan yang terus menyala melalui doa adalah penanda keikhlasan serta kesadaran akan kebutuhan akan pertolongan Allah dalam setiap aspek kehidupan.
7. Dimudahkan untuk Taat dan Dijauhkan dari Maksiat
(التيسير للطاعة والإبعاد عن المعصية)
Keseharian hamba yang diberi petunjuk akan menunjukkan kemudahan dalam menjalankan perintah Allah. Hal ini bisa terlihat dari betapa ringan langkah dalam menjalankan ibadah serta peningkatan kepekaan untuk menghindari perbuatan maksiat. Allah menjadikan jalan ketaatan menjadi lebih mudah sebagai bentuk kasih sayang-Nya kepada hamba-hamba yang tulus.
8. Cinta kepada Orang Sholeh dan ‘Jijik’ terhadap Ahli Maksiat
(حب الصالحين وبغض أهل المعاصي)
Lingkungan dan pergaulan yang mendukung menjadi salah satu tanda diterimanya amal. Hamba yang berada di jalur ketaatan cenderung memilih untuk bersama orang-orang saleh karena mereka saling mengingatkan pada kebaikan. Sebaliknya, perasaan jijik atau tidak nyaman pula muncul ketika berada di lingkungan yang mendorong kemaksiatan.
9. Banyak Beristighfar
(كثرة الاستغفار)
Istighfar atau memohon ampun adalah salah satu amalan yang selalu dianjurkan meskipun ibadah telah dijalankan. Keberadaan istighfar yang konsisten menandakan bahwa hamba selalu menyadari kekurangan amal yang telah dilakukan. Kebiasaan istighfar tidak hanya sebagai bentuk permohonan ampun, tetapi juga sebagai pengingat untuk senantiasa memperbaiki diri dan menjauhkan segala cacat ibadah.
10. Konsistensi dalam Beramal Sholeh
(المداومة على الأعمال الصالحة)
Amal sholeh yang terus-menerus, meskipun dalam jumlah yang sedikit, lebih dicintai daripada amal besar yang dilakukan secara sporadis. Konsistensi menunjukkan bahwa ketaatan telah menjadi bagian integral dari hidup seorang hamba. Perbuatan baik yang dilakukan secara rutin memperlihatkan tekad yang kuat untuk selalu berada di jalan kebenaran dan keberkahan.
Penutup
Kesepuluh tanda di atas merupakan indikator-indikator bahwa ibadah dan amal yang dilakukan mungkin telah diterima oleh Allah, sesuai dengan pemahaman ulama terdahulu. Tidak ada jaminan mutlak di dunia ini, namun dengan menjaga keikhlasan dan terus memperbaharui diri melalui doa serta pertobatan, diharapkan setiap amal memperoleh ridha dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.
اللهم اجعلنا من المقبولين
“Ya Allah, jadikanlah kami termasuk golongan orang-orang yang amalnya Engkau terima.”
Semoga artikel ini bermanfaat sebagai bahan muhasabah dan penyemangat untuk terus beribadah dengan penuh kesungguhan dan keikhlasan sesuai dengan tuntunan agama.





